Senin, 28 Januari 2013


j0295480



“Dilema dan romantika pendidikan
Pemicu optimalisasi pembaharuan
Pemacu motornisasi kemajuan
Sarana ampuh capai kemaslahatan

Ilmu itu laksana cahaya
Pencerah akal bawa bahagia
penerang batin bawa ke surga
penuntun langkah tuju reda Allah Ta’ala

Guru adalah bagaikan obor
Tumbuhkan semangat belajar, dialah motivator
Tuntun murid capai tujuan, dialah fasilitator
Arahkan jalan yang lurus, dialah mediator

Berfikir dan belajar tumbuhkan motivasi
Tugas hidup lebih termotivasi
Kembangkan kemajuan segala kreasi
Capai hidup berkah sesuai esensi

Esensi hidup bakti Ilahi
Kembangkan pikiran lewat intuisi
Menangkan diri lewat iluminasi
Agar hati tetap bersama Rabbul Izzati”







PERSPEKTIF
PENDIDIKAN MADRASAH DAN RISET HASIL PELATIHAN ORIENTASI GURU MATA PELAJARAN IPS SEJARAH YANG di SELENGGARAKAN             SE-SULSEL 10 MEI 2012
Dalam masyarakat modern atau bahkan ketika pertama kali manusia telah mengadministrasikan dirinya dalam society, pendidikan menjadi keniscayaan publik.  Pendidikan yang dimaksud adalah alokasi manusia dalam satu sistem yang kemudian dikenal dengan nama sekolah. Sekolah dalam perjalanannya telah memainkan peran yang sangat dominan. Sekolah telah merekonstrusi dan memproduksi sejarah dan peradaban.  Dan akhirnya sekolah menjadi satu-satunya ritus yang secara konvensional berhak menentukan kebenaran.
            Keberhasilan sekolah mengelola dunia dan menjadikannya menakjubkan, berhasil dengan sukses menghegemoni masyarakat, dengan sukarela menyerahkan “masa depannya”   dikelola secara absolut oleh sekolah. Sekolah akhirnya kemudian menjelma menjadi  kekuatan dan penguasa yang dominatif terhadap publik, dan   publik dijadikan obyek yang patuh di hadapan kehendak sekolah.  Hubungan dominatif ini pada gilirannya mereduksi relasi antar manusia. Sekolah dengan watak “penguasa”-nya ujung-ujungnya memproduksi manusia-manusia elite yang “dengan sengaja” mengalienasi dirinya dari akar-akar sosial, agama dan memposisikan dirinya vis a vis dengan akar kulturalnya sendiri. Suatu kenyataan yang paradoks dengan slogan pendidikan.
            Dengan demikian, tujuan  penyelenggaraan pendidikan adalah untuk menciptakan manusia yang beradab dan berkarakter sesuai pembentukan nilai sekolah. adapun madrasah merupakan sarana pusat pembinaan peserta didik yang ke 2 setelah pendidikan di psantren yang mendalami pengetahuan agama Islam demi membina generasi bangsa yang beriman dan bertaqwa.
            Pada dasarnya usaha yang dilakukan oleh sejumlah pihak penyelenggara pendidikan telah terbukti  akan keberhasilan dalam mendidik, walau tak dapat di pungkiri bahwa dualisme dalam pelaksanaan pendidikan masih terjadi dengan melihat adanya perbedaan dan diskriminasi antara madrasa dan sekolah umum terhadap  pasilitas penunjang pendidikan yang secara tidak langsung paradiqma masyarakat terhadap kelangsungan pendidikan pun berubah khususnya, dan pada akhirnya madrasah sudah dijadikan sarana pelarian.
 



KTSP DALAM TUNTUTAN PEMBELAJARAN MASA KINI
(RISET)
Kerikulum tingkat satuan pendidikan merupakan acuan penyelenggaraan pendidikan baik secara nasional maupun lingkup sekolah yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
            Salah satu isi harapan dalam KTSP adalah membentuk pendidikan yang berkarakter dimana seorang guru diharapkan agar:
1.     Guru mampu memberikan contoh yang berkarakter disekolah, yaitu guru madrasah diharapkan untuk membentuk kepribadian siswa agar konsep ajaran agama dapat di inplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari.
2.     Penguassan Materi papang, yaitu untuk menghindari cela terhadap siswa sehingga kelangsungan proses pembelajaran dapat berjalan secara maksimal.
Seorang guru hendaknya memiliki keterampilan dalam mengajar untuk menghindari kejenuhan siswa dalam belajar diantaranya dengan menggunakan strategi PAIKEM yaitu pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
Adapun Karakteristik PAIKEM yaitu:
       Pembelajaran Aktif, inovatif menyenangkan, kreatif, efektif
       Kesepakatan sebelum pembelajaran
       Menggunakan media
       Mengelompokkan siswa
       Menyampaikan tema
       Meminta pendapat siswa
       Menyimpulkan hasil oleh siswa

Mengajar merupakan pelibatan siswa dalam belajar,  jadi siswa perlu dilibatkan secara aktif dalam membangun pengetahuan. . . Karl Adam Smith, 2005
Mengapa Perlu PAIKEM?
1.   Tuntutan PP 19 2005yaitu Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,   kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,  minat, dan perkembangan fisik serta psikologis  peserta didik.
2.   Sudah saatnya pendididikan bersifat kreasi, sehingga siswa selalu aktif dalam berimajinasi tanpa merasa ada tekanan.  



muhammad arif





Tidak ada komentar:

Posting Komentar